by admin

Buku Armageddon Peperangan Akhir Zaman Pdf Download

Peristiwa dan peperangan akhir zaman

Aug 04, 2012  Realitas buku “ARMAGEDDON: PEPERANGAN AKHIR ZAMAN” Ir. Wisnu Sasongko, M.T. Menjadikan berbagai informasi dalam Taurah dan Injil yang dia klaim berhubungan dengan Armageddon, sebagai asas untuk membangun pemikirannya dan itu menempati minimal 90 persen dari keseluruhan gagasan dia yang ada dalam. Buku Armageddon 1: Peperangan Zaman: Menurut Qur`an, Hadits, Akhir /GIPArmageddon adalah pertempuran di akhir zaman antara kaum muslimin (turunnya Nabi Isa dan Al- Mahdi) dan kaum kafir (yang dipanglimai Dajjal). Buku Bencana dan Peperangan Akhir Zaman Sebagaimana Rasulullah Kabarkan terjemahan An Nihayah fil fitan wal. Zikir akhir zaman pdf; download buku perang akhir. Armageddon - Peperangan Akhir Zaman.pdf - Ebook download as PDF File (.pdf) or read book online. Download buku zikir akhir zaman pdf; download buku armageddon.

Oleh karena itu, berfungsinya aqal seseorang untuk dapat berpikir adalah pokok dari segala kepu-tusan orang tersebut untuk dapat memutuskan suatu pemikiran dengan benar atau justru salah, atau melakukan maupun tidak melakukan suatu perbuatan. Fungsi aqal yakni berpikir ditentukan oleh empat unsur: otak yang waras ( اَلدِّمَاغُ الصَّالِحُ ), indera manusia ( حَوَّاسُ الإِنْسَانِ ), informasi sebelumnya ( اَلْمَعْلُوْمَاتُ السَّابِقَةُ ) dan fakta ( اَلْوَاقِعُ ). Keempat unsur tersebut dipastikan oleh realitas atau hakikat ber-pikir itu sendiri dan juga oleh sejumlah dalil naqliy antara lain. Setiap fakta yang terindera ( اَلْوَاقِعُ الْمَحْسُوْسُ ) maka dapat dipikirkan eksistensi dan hakikatnya oleh aqal, sehingga keputusan untuk menetapkan hukum terhadap fakta tersebut (ada, tidak ada, benar, salah dan sebagainya) harus berdasarkan kepada dalil aqliy. Siang, malam, aqal, berpikir, metode berpikir, iman kepada Allah SWT, iman kepada Al-Quran, masyarakat dan sebagainya, semuanya adalah fakta yang realitas atau hakikatnya ditetapkan berdasarkan dalil aqliy. Inilah yang dituntut oleh pernyataan Allah SWT. Diutusnya Nabi Muhammad noticed sebagai Nabi dan Rasul terakhir berikut diturunkannya Al-Quran sebagai wahyu Allah SWT yang penghabisan dan ditetapkannya Islam sebagai رِسَالَةُ اللهِ لِلنَّاسِ كَافَّةً ( ri-salah Allah bagi seluruh manusia), memastikan bahwa informasi wahyu ( دَلِيْلاً نَقْلِيًّا ) yang masih ber-laku serta benar bagi kehidupan manusia adalah hanya yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan yang dibenarkan oleh Al-Quran yaitu As-Sunnah, Ijma Sahabat dan Qiyas.

Download Hd Loader Ps2 Fat Console For Sale. Playstation 2 hd loader Free Download,Playstation 2 hd loader Software Collection Download. Ps2 hd loader compatibility list.

Ungkapan مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ memastikan bahwa Al-Quran membenarkan seluruh kitab yang telah diturunkan oleh Allah SWT, antara lain yang paling dekat dengan masa Al-Quran sendiri yakni Taurah dan Injil. Kemudian ungkapan وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ memastikan bahwa eksistensi Al-Quran berserta seluruh ketentuan Allah SWT yang ada di dalamnya (syariah Islamiyah), berposisi sebagai حَاكِمًا yakni menjadi standard bagi benar dan salahnya semua kitab sebelumnya. Lalu pernyataan لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا menetapkan bahwa setiap Nabi beserta umatnya masing-masing adalah diberi syariah ( شِرْعَةً ) dan jalan ( مِنْهَاجًا ) sendiri-sendiri oleh Allah SWT dan itu termasuk Nabi Mu-hammad saw dengan شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا berupa syariah Islamiyah.

Realitas tersebut adalah taqdir Allah SWT sehingga aqal manusia tidak perlu mempersoalkannya dan yang harus diputuskan oleh aqal adalah melaksanakan seluruh ketentuan Allah SWT yang telah ditetapkan dalam شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ter-sebut masing-masing dengan sempurna: فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ. Bahkan ketika Islam diturunkan maka se-cara otomatis seluruh شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا yang pernah diturunkan sebelumnya adalah berakhir masa berla-kunya dan menjadi شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا yang salah dan haram diberlakukan oleh seluruh manusia termasuk Yahudi (penganut syariah Taurah) dan Nashara (penganut syariah Injil). Pemahaman ini sesuai de-ngan pernyataan Rasulullah noticed. Diberikan kepadaku lima perkara yang belum pernah diberikan kelimanya itu kepada seorang pun dari kalangan em virtude de nabi sebelumku: aku diberi pertolongan dengan munculnya ketakutan (pada musuh) dalam perjalanan sebulan dan dijadikan bagiku bumi itu sebagai masjid serta suci sehing-ga ketika seseorang dari umat ku telah datang kepadanya waktu shalat maka shalatlah dan diha-lalkan bagiku ghanimah dan seorang nabi itu diutus kepada kaumnya saja sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia dan diberikan kepadaku syafaah.

Allah SWT telah sejak awal Nabi Musa as dan Nabi Isa as diutus telah memberikan informasi pasti kepada Bani Israil ( اَهْلُ التَّوْرَةِ وَاَهْلُ الإِنْجِيْلِ ) tentang akan diutusnya Nabi terakhir yakni Mu-hammad noticed dan fakta itu dicantumkan baik dalam Taurah maupun Injil. Artinya kedatangan Nabi Muhammad noticed yang menjadi penutup em virtude de Nabi dan Rasul sama sekali bukan hal yang bersifat tiba-tiba, dadakan dan mengejutkan, melainkan telah sangat dinantikan oleh seluruh manusia saat itu yang didominasi oleh Bani Israil. Diutusnya Nabi Muhammad noticed menjadi Nabi terakhir memastikan bahwa Al-Quran (sumber Islam) adalah ketentuan Allah SWT yang menggantikan ketentuan sebelumnya yakni yang ber-sumber dari Taurah dan Injil. Sehingga اَهْلُ التَّوْرَةِ وَاَهْلُ الإِنْجِيْلِ secara otomatis wajib meninggal-kan kedua kitab langit tersebut dan beralih secara total kepada Al-Quran.

Apalagi pada faktanya selama sebelum Islam diturunkan pun mereka tidak dan belum pernah memberlakukan Taurah maupun Injil secara sempurna, menyeluruh dan utuh dalam kehidupan mereka. Allah SWT me-nyatakan. Wisnu Sasongko, Meters.Capital t. Menjadikan berbagai informasi dalam Taurah dan Injil yang dia klaim berhubungan dengan Armageddon, sebagai asas untuk membangun pemikirannya dan itu menempati minimal 90 persen dari keseluruhan gagasan dia yang ada dalam bukunya. Bahkan seluruh informasi dari Taurah dan Injil dia jadikan sebagai arus utama dan pokok bagi seluruh pemikiran, gagasan mau-pun khayalannya tentang Armageddon. Sedangkan beberapa ayat Al-Quran dan hadits yang dia guna-kan hanya diposisikan sebagai pelengkap, penyempurna dan penguat bagi seluruh pemikiran, gagasan maupun khayalannya yang telah dia bangun berdasarkan informasi Taurah dan Injil. Jadi ayat dan ha-dits tersebut hanya dijadikan legitimasi alias pensah bagi seluruh kesimpulan yang muncul dari hasil berpikirnya dengan asas informasi dari Taurah dan Injil.

Lebih mengerikan lagi adalah dia telah me-langkah lebih jauh untuk semakin keliru yakni dengan melakukan ta'wil terhadap hampir seluruh in-formasi yang dia ambil dari Taurah dan Injil. Sikap tersebut telah menjadikan buku “ARMAGED-DON: PEPERANGAN AKHIR ZAMAN” sebagai tempat sampah besar yang berisi berbagai sam-pah informasi yang bercampur baur dengan sampah kesimpulan, gagasan dan khayalannya sendiri yang dia bangun berdasarkan informasi sampah tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan realitas kompo-sisi sumber informasi maupun kesimpulan, gagasan dan khayalan yang dibangun berdasarkan sumber informasi tersebut, maka dapat dipastikan bahwa buku tersebut sama sekali bukan buku ilmiah bahkan tidak dapat dikategorikan sekedar fiksi ilmiah sekali pun. Tentu saja, buku tersebut akan semakin tidak bernilai apa pun dan sebaliknya akan semakin menjadi sampah, jika dicoba dianalisis dengan metode berpikir aqliyah yang mengharuskan empat unsur dalam berpikir yakni otak, indera, fakta dan in-formasi tentang serta seputar fakta. Metode aqliyah mewajibkan informasi itu harus bersumber dari yang pasti ( قَاطِعًا جَازِمًا ) dan kepastian dapat dibuktikan oleh aqal. Sumber informasi seperti itu hanya ada dua kelompok yakni: (a) realitas atau hakikat atau sifat fakta itu sendiri yang terindera dan (c) sumber informasi wahyu ( دَلِيْلاً نَقْلِيًّا ) yang bersifat قَاطِعًا جَازِمًا seperti Al-Quran dan hadist mutawatir.

Anonymous teori yang dicopi insert di artikel ini sudah benar, tapi Dul-Lim tidak mampu menggunakan teori itu untuk membedah buku Armagedon itu, hingga terlahir kesimpulan yang salah kaprah. Saya coba baca buku armadgon itu di google textbooks, buku itu didahului oleh kronologi berdasarkan hadith dan juga Quran, maka jika sdr Dul Lim menanggap buku itu berisi sampah bahkan tempat sampah besar berarti anda menganggap hadith dan Quran dlm buku itu juga sampah? Jangan sok intelek, ini menunjukkan anda kurang ilmiah dalam menulis.

Oleh karena itu, berfungsinya aqal seseorang untuk dapat berpikir adalah pokok dari segala kepu-tusan orang tersebut untuk dapat memutuskan suatu pemikiran dengan benar atau justru salah, atau melakukan maupun tidak melakukan suatu perbuatan. Fungsi aqal yakni berpikir ditentukan oleh empat unsur: otak yang waras ( اَلدِّمَاغُ الصَّالِحُ ), indera manusia ( حَوَّاسُ الإِنْسَانِ ), informasi sebelumnya ( اَلْمَعْلُوْمَاتُ السَّابِقَةُ ) dan fakta ( اَلْوَاقِعُ ). Keempat unsur tersebut dipastikan oleh realitas atau hakikat ber-pikir itu sendiri dan juga oleh sejumlah dalil naqliy antara lain.

Setiap fakta yang terindera ( اَلْوَاقِعُ الْمَحْسُوْسُ ) maka dapat dipikirkan eksistensi dan hakikatnya oleh aqal, sehingga keputusan untuk menetapkan hukum terhadap fakta tersebut (ada, tidak ada, benar, salah dan sebagainya) harus berdasarkan kepada dalil aqliy. Siang, malam, aqal, berpikir, metode berpikir, iman kepada Allah SWT, iman kepada Al-Quran, masyarakat dan sebagainya, semuanya adalah fakta yang realitas atau hakikatnya ditetapkan berdasarkan dalil aqliy. Inilah yang dituntut oleh pernyataan Allah SWT. Diutusnya Nabi Muhammad noticed sebagai Nabi dan Rasul terakhir berikut diturunkannya Al-Quran sebagai wahyu Allah SWT yang penghabisan dan ditetapkannya Islam sebagai رِسَالَةُ اللهِ لِلنَّاسِ كَافَّةً ( ri-salah Allah bagi seluruh manusia), memastikan bahwa informasi wahyu ( دَلِيْلاً نَقْلِيًّا ) yang masih ber-laku serta benar bagi kehidupan manusia adalah hanya yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan yang dibenarkan oleh Al-Quran yaitu As-Sunnah, Ijma Sahabat dan Qiyas.

Ungkapan مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ memastikan bahwa Al-Quran membenarkan seluruh kitab yang telah diturunkan oleh Allah SWT, antara lain yang paling dekat dengan masa Al-Quran sendiri yakni Taurah dan Injil. Kemudian ungkapan وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ memastikan bahwa eksistensi Al-Quran berserta seluruh ketentuan Allah SWT yang ada di dalamnya (syariah Islamiyah), berposisi sebagai حَاكِمًا yakni menjadi standard bagi benar dan salahnya semua kitab sebelumnya. Lalu pernyataan لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا menetapkan bahwa setiap Nabi beserta umatnya masing-masing adalah diberi syariah ( شِرْعَةً ) dan jalan ( مِنْهَاجًا ) sendiri-sendiri oleh Allah SWT dan itu termasuk Nabi Mu-hammad saw dengan شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا berupa syariah Islamiyah. Realitas tersebut adalah taqdir Allah SWT sehingga aqal manusia tidak perlu mempersoalkannya dan yang harus diputuskan oleh aqal adalah melaksanakan seluruh ketentuan Allah SWT yang telah ditetapkan dalam شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ter-sebut masing-masing dengan sempurna: فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ. Bahkan ketika Islam diturunkan maka se-cara otomatis seluruh شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا yang pernah diturunkan sebelumnya adalah berakhir masa berla-kunya dan menjadi شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا yang salah dan haram diberlakukan oleh seluruh manusia termasuk Yahudi (penganut syariah Taurah) dan Nashara (penganut syariah Injil).

Pemahaman ini sesuai de-ngan pernyataan Rasulullah noticed. Diberikan kepadaku lima perkara yang belum pernah diberikan kelimanya itu kepada seorang pun dari kalangan em função de nabi sebelumku: aku diberi pertolongan dengan munculnya ketakutan (pada musuh) dalam perjalanan sebulan dan dijadikan bagiku bumi itu sebagai masjid serta suci sehing-ga ketika seseorang dari umat ku telah datang kepadanya waktu shalat maka shalatlah dan diha-lalkan bagiku ghanimah dan seorang nabi itu diutus kepada kaumnya saja sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia dan diberikan kepadaku syafaah. Allah SWT telah sejak awal Nabi Musa as dan Nabi Isa as diutus telah memberikan informasi pasti kepada Bani Israil ( اَهْلُ التَّوْرَةِ وَاَهْلُ الإِنْجِيْلِ ) tentang akan diutusnya Nabi terakhir yakni Mu-hammad noticed dan fakta itu dicantumkan baik dalam Taurah maupun Injil. Artinya kedatangan Nabi Muhammad noticed yang menjadi penutup em virtude de Nabi dan Rasul sama sekali bukan hal yang bersifat tiba-tiba, dadakan dan mengejutkan, melainkan telah sangat dinantikan oleh seluruh manusia saat itu yang didominasi oleh Bani Israil.

Diutusnya Nabi Muhammad saw menjadi Nabi terakhir memastikan bahwa Al-Quran (sumber Islam) adalah ketentuan Allah SWT yang menggantikan ketentuan sebelumnya yakni yang ber-sumber dari Taurah dan Injil. Sehingga اَهْلُ التَّوْرَةِ وَاَهْلُ الإِنْجِيْلِ secara otomatis wajib meninggal-kan kedua kitab langit tersebut dan beralih secara complete kepada Al-Quran. Apalagi pada faktanya selama sebelum Islam diturunkan pun mereka tidak dan belum pernah memberlakukan Taurah maupun Injil secara sempurna, menyeluruh dan utuh dalam kehidupan mereka.

Allah SWT me-nyatakan. Wisnu Sasongko, Michael.Capital t.

Menjadikan berbagai informasi dalam Taurah dan Injil yang dia klaim berhubungan dengan Armageddon, sebagai asas untuk membangun pemikirannya dan itu menempati minimum 90 persen dari keseluruhan gagasan dia yang ada dalam bukunya. Bahkan seluruh informasi dari Taurah dan Injil dia jadikan sebagai arus utama dan pokok bagi seluruh pemikiran, gagasan mau-pun khayalannya tentang Armageddon. Sedangkan beberapa ayat Al-Quran dan hadits yang dia guna-kan hanya diposisikan sebagai pelengkap, penyempurna dan penguat bagi seluruh pemikiran, gagasan maupun khayalannya yang telah dia bangun berdasarkan informasi Taurah dan Injil. Jadi ayat dan ha-dits tersebut hanya dijadikan legitimasi alias pensah bagi seluruh kesimpulan yang muncul dari hasil berpikirnya dengan asas informasi dari Taurah dan Injil.

Lebih mengerikan lagi adalah dia telah me-langkah lebih jauh untuk semakin keliru yakni dengan melakukan ta'wil terhadap hampir seluruh in-formasi yang dia ambil dari Taurah dan Injil. Sikap tersebut telah menjadikan buku “ARMAGED-DON: PEPERANGAN AKHIR ZAMAN” sebagai tempat sampah besar yang berisi berbagai sam-pah informasi yang bercampur baur dengan sampah kesimpulan, gagasan dan khayalannya sendiri yang dia bangun berdasarkan informasi sampah tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan realitas kompo-sisi sumber informasi maupun kesimpulan, gagasan dan khayalan yang dibangun berdasarkan sumber informasi tersebut, maka dapat dipastikan bahwa buku tersebut sama sekali bukan buku ilmiah bahkan tidak dapat dikategorikan sekedar fiksi ilmiah sekali pun.

Tentu saja, buku tersebut akan semakin tidak bernilai apa pun dan sebaliknya akan semakin menjadi sampah, jika dicoba dianalisis dengan metode berpikir aqliyah yang mengharuskan empat unsur dalam berpikir yakni otak, indera, fakta dan in-formasi tentang serta seputar fakta. Metode aqliyah mewajibkan informasi itu harus bersumber dari yang pasti ( قَاطِعًا جَازِمًا ) dan kepastian dapat dibuktikan oleh aqal. Sumber informasi seperti itu hanya ada dua kelompok yakni: (a) realitas atau hakikat atau sifat fakta itu sendiri yang terindera dan (n) sumber informasi wahyu ( دَلِيْلاً نَقْلِيًّا ) yang bersifat قَاطِعًا جَازِمًا seperti Al-Quran dan hadist mutawatir. Anonymous teori yang dicopi substance di artikel ini sudah benar, tapi Dul-Lim tidak mampu menggunakan teori itu untuk membedah buku Armagedon itu, hingga terlahir kesimpulan yang salah kaprah. Saya coba baca buku armadgon itu di google publications, buku itu didahului oleh kronologi berdasarkan hadith dan juga Quran, maka jika sdr Dul Lim menanggap buku itu berisi sampah bahkan tempat sampah besar berarti anda menganggap hadith dan Quran dlm buku itu juga sampah? Jangan sok intelek, ini menunjukkan anda kurang ilmiah dalam menulis.

Oleh karena itu, berfungsinya aqal seseorang untuk dapat berpikir adalah pokok dari segala kepu-tusan orang tersebut untuk dapat memutuskan suatu pemikiran dengan benar atau justru salah, atau melakukan maupun tidak melakukan suatu perbuatan. Fungsi aqal yakni berpikir ditentukan oleh empat unsur: otak yang waras ( اَلدِّمَاغُ الصَّالِحُ ), indera manusia ( حَوَّاسُ الإِنْسَانِ ), informasi sebelumnya ( اَلْمَعْلُوْمَاتُ السَّابِقَةُ ) dan fakta ( اَلْوَاقِعُ ). Keempat unsur tersebut dipastikan oleh realitas atau hakikat ber-pikir itu sendiri dan juga oleh sejumlah dalil naqliy antara lain. Setiap fakta yang terindera ( اَلْوَاقِعُ الْمَحْسُوْسُ ) maka dapat dipikirkan eksistensi dan hakikatnya oleh aqal, sehingga keputusan untuk menetapkan hukum terhadap fakta tersebut (ada, tidak ada, benar, salah dan sebagainya) harus berdasarkan kepada dalil aqliy. Siang, malam, aqal, berpikir, metode berpikir, iman kepada Allah SWT, iman kepada Al-Quran, masyarakat dan sebagainya, semuanya adalah fakta yang realitas atau hakikatnya ditetapkan berdasarkan dalil aqliy. Inilah yang dituntut oleh pernyataan Allah SWT. Diutusnya Nabi Muhammad noticed sebagai Nabi dan Rasul terakhir berikut diturunkannya Al-Quran sebagai wahyu Allah SWT yang penghabisan dan ditetapkannya Islam sebagai رِسَالَةُ اللهِ لِلنَّاسِ كَافَّةً ( ri-salah Allah bagi seluruh manusia), memastikan bahwa informasi wahyu ( دَلِيْلاً نَقْلِيًّا ) yang masih ber-laku serta benar bagi kehidupan manusia adalah hanya yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan yang dibenarkan oleh Al-Quran yaitu As-Sunnah, Ijma Sahabat dan Qiyas.

Ungkapan مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ memastikan bahwa Al-Quran membenarkan seluruh kitab yang telah diturunkan oleh Allah SWT, antara lain yang paling dekat dengan masa Al-Quran sendiri yakni Taurah dan Injil. Kemudian ungkapan وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ memastikan bahwa eksistensi Al-Quran berserta seluruh ketentuan Allah SWT yang ada di dalamnya (syariah Islamiyah), berposisi sebagai حَاكِمًا yakni menjadi standard bagi benar dan salahnya semua kitab sebelumnya. Lalu pernyataan لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا menetapkan bahwa setiap Nabi beserta umatnya masing-masing adalah diberi syariah ( شِرْعَةً ) dan jalan ( مِنْهَاجًا ) sendiri-sendiri oleh Allah SWT dan itu termasuk Nabi Mu-hammad saw dengan شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا berupa syariah Islamiyah. Realitas tersebut adalah taqdir Allah SWT sehingga aqal manusia tidak perlu mempersoalkannya dan yang harus diputuskan oleh aqal adalah melaksanakan seluruh ketentuan Allah SWT yang telah ditetapkan dalam شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ter-sebut masing-masing dengan sempurna: فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ.

Bahkan ketika Islam diturunkan maka se-cara otomatis seluruh شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا yang pernah diturunkan sebelumnya adalah berakhir masa berla-kunya dan menjadi شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا yang salah dan haram diberlakukan oleh seluruh manusia termasuk Yahudi (penganut syariah Taurah) dan Nashara (penganut syariah Injil). Pemahaman ini sesuai de-ngan pernyataan Rasulullah saw. Diberikan kepadaku lima perkara yang belum pernah diberikan kelimanya itu kepada seorang pun dari kalangan para nabi sebelumku: aku diberi pertolongan dengan munculnya ketakutan (pada musuh) dalam perjalanan sebulan dan dijadikan bagiku bumi itu sebagai masjid serta suci sehing-ga ketika seseorang dari umat ku telah datang kepadanya waktu shalat maka shalatlah dan diha-lalkan bagiku ghanimah dan seorang nabi itu diutus kepada kaumnya saja sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia dan diberikan kepadaku syafaah. Allah SWT telah sejak awal Nabi Musa as dan Nabi Isa as diutus telah memberikan informasi pasti kepada Bani Israil ( اَهْلُ التَّوْرَةِ وَاَهْلُ الإِنْجِيْلِ ) tentang akan diutusnya Nabi terakhir yakni Mu-hammad saw dan fakta itu dicantumkan baik dalam Taurah maupun Injil. Artinya kedatangan Nabi Muhammad saw yang menjadi penutup em função de Nabi dan Rasul sama sekali bukan hal yang bersifat tiba-tiba, dadakan dan mengejutkan, melainkan telah sangat dinantikan oleh seluruh manusia saat itu yang didominasi oleh Bani Israil. Diutusnya Nabi Muhammad saw menjadi Nabi terakhir memastikan bahwa Al-Quran (sumber Islam) adalah ketentuan Allah SWT yang menggantikan ketentuan sebelumnya yakni yang ber-sumber dari Taurah dan Injil.

Sehingga اَهْلُ التَّوْرَةِ وَاَهْلُ الإِنْجِيْلِ secara otomatis wajib meninggal-kan kedua kitab langit tersebut dan beralih secara overall kepada Al-Quran. Apalagi pada faktanya selama sebelum Islam diturunkan pun mereka tidak dan belum pernah memberlakukan Taurah maupun Injil secara sempurna, menyeluruh dan utuh dalam kehidupan mereka.

Kisah Peperangan Akhir Zaman

Allah SWT me-nyatakan. Wisnu Sasongko, Michael.T. Menjadikan berbagai informasi dalam Taurah dan Injil yang dia klaim berhubungan dengan Armageddon, sebagai asas untuk membangun pemikirannya dan itu menempati minimal 90 persen dari keseluruhan gagasan dia yang ada dalam bukunya. Bahkan seluruh informasi dari Taurah dan Injil dia jadikan sebagai arus utama dan pokok bagi seluruh pemikiran, gagasan mau-pun khayalannya tentang Armageddon. Sedangkan beberapa ayat Al-Quran dan hadits yang dia guna-kan hanya diposisikan sebagai pelengkap, penyempurna dan penguat bagi seluruh pemikiran, gagasan maupun khayalannya yang telah dia bangun berdasarkan informasi Taurah dan Injil.

Jadi ayat dan ha-dits tersebut hanya dijadikan legitimasi alias pensah bagi seluruh kesimpulan yang muncul dari hasil berpikirnya dengan asas informasi dari Taurah dan Injil. Lebih mengerikan lagi adalah dia telah me-langkah lebih jauh untuk semakin keliru yakni dengan melakukan ta'wil terhadap hampir seluruh in-formasi yang dia ambil dari Taurah dan Injil.

Sikap tersebut telah menjadikan buku “ARMAGED-DON: PEPERANGAN AKHIR ZAMAN” sebagai tempat sampah besar yang berisi berbagai sam-pah informasi yang bercampur baur dengan sampah kesimpulan, gagasan dan khayalannya sendiri yang dia bangun berdasarkan informasi sampah tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan realitas kompo-sisi sumber informasi maupun kesimpulan, gagasan dan khayalan yang dibangun berdasarkan sumber informasi tersebut, maka dapat dipastikan bahwa buku tersebut sama sekali bukan buku ilmiah bahkan tidak dapat dikategorikan sekedar fiksi ilmiah sekali pun. Tentu saja, buku tersebut akan semakin tidak bernilai apa pun dan sebaliknya akan semakin menjadi sampah, jika dicoba dianalisis dengan metode berpikir aqliyah yang mengharuskan empat unsur dalam berpikir yakni otak, indera, fakta dan in-formasi tentang serta seputar fakta. Metode aqliyah mewajibkan informasi itu harus bersumber dari yang pasti ( قَاطِعًا جَازِمًا ) dan kepastian dapat dibuktikan oleh aqal. Sumber informasi seperti itu hanya ada dua kelompok yakni: (a) realitas atau hakikat atau sifat fakta itu sendiri yang terindera dan (n) sumber informasi wahyu ( دَلِيْلاً نَقْلِيًّا ) yang bersifat قَاطِعًا جَازِمًا seperti Al-Quran dan hadist mutawatir. Anonymous teori yang dicopi insert di artikel ini sudah benar, tapi Dul-Lim tidak mampu menggunakan teori itu untuk membedah buku Armagedon itu, hingga terlahir kesimpulan yang salah kaprah. Saya coba baca buku armadgon itu di google textbooks, buku itu didahului oleh kronologi berdasarkan hadith dan juga Quran, maka jika sdr Dul Lim menanggap buku itu berisi sampah bahkan tempat sampah besar berarti anda menganggap hadith dan Quran dlm buku itu juga sampah?

Jangan sok intelek, ini menunjukkan anda kurang ilmiah dalam menulis.